BANTEN - Puluhan hektar areal persawahan di Desa Siremen dan wilayah desa lainnya yang belum lama ini baru ditanami benih padi terendam air dan terancam gagal panen. Hal itu disebabkan karena berubahnya bentuk serta fungsi kerja pada kondisi Rawa Brondong yang berlokasi di Desa Siremen Kecamatan Tanara Kabupaten Serang, Banten.
Menurut Muhammad Uluq, GP3A Bina Budi Daya Mekar (BBDM) Desa Siremen, kondisi tersebut disebabkan oleh mendangkalnya Rawa Brondong dan menyempitnya saluran pembuang juga pembawa air baku menuju areal persawahan.
"Tampungan air di Rawa Berondong sudah tidak maksimal karena dangkal. Ditambah lagi saluran pembuang dan pembawa airnya pun semakin menyempit karena timbunan lumpur tanah dan semak, akhirnya kemudian meluap lagi menuju areal persawahan, " tutur Kang Uluq sapaan akrabnya yang juga seorang ketua Poktan Bina Tani Desa Siremen, (Minggu, 02/01/2021)
Dikatakan Kang Uluq, tersedimentasinya Rawa Brondong dengan luas + - 35 hektar serta sepanjang saluran pembuang dan pembawa air tersebut, kini bukan lagi menjadi salah satu manfaat dari keberadaan suatu Rawa di suatu wilayah melainkan kekhawatiran warga juga masyarakat petani di persawahan.
"Apalagi dimusim penghujan ini, air tersebut tak tertampung dan akhirnya merendamnya pelataran rumah warga, sebab itu juga belakangan ini sawah di sekitarnya mengalami gagal panen, " katanya.
Namun begitu, sebagai penanganan kecilnya, diketahui warga masyarakat bersama Kepala Desa kerap melakukan gotong royong untuk membersihkan sampah dan semak yang menghalangi jalur pengairan sepanjang saluran pembuang dan pembawa air baku Rawa Brondong.
Tak ayal, terkait penanganannya menurut Kepala Desa Siremen, Effendi, bahwa tidak bakal selesai dengan hanya membersihkan saja, melainkan perlu adanya penanganan serius terhadap kondisi Rawa dan saluran pembuangnya. Terutama bantuan pemerintah dalam hal ini melalui Bidang Sumber Daya Air seperti Balai Besar Wilayah Ciujung Cidanau Cidurian BBWSC3 Banten.
"Rawa brondong serta saluran pembuang perlu penanganan serius, karena kondisi sekarang sangat rawan, " tutur Effendi, Kepala Desa Siremen.
Baca juga:
Petani dan Penyuluh Sambut Baik Program KUR
|
Ditambahkannya Effendi, kekhawatirannya itu karena telah masuknya musim penghujan sekarang ini.
"Jangan sampai berdampak kerusakan yang lebih luas, karena memasuki musim penghujan, ini mesti disegerakan, " tambahnya.